CYBER ETHIC



Etika siber atau Etika Dunia Maya adalah studi tentang etika sebagai cabang dari ilmu filsafat yang berkaitan dengan etika komputer dari pemakai internet dan membahas mengenai perilaku pengguna dunia maya serta apa yang dilakukan mereka pada dunia siber tersebut.Adanya kasus mengenai hate-speech (ujaran kebencian), cyberbullying (pembulian lewat internet) dan lain sebagainya yang terjadi pada media sosial akhir-akhir ini: facebook, twitter ... dll. merupakan contoh kejadian dari kurangnya etika siber di antara kita semua. Pembahasan tentang hal etika ini menjadi topik penting karena perilaku pengguna dunia siber akan dapat mempengaruhi tiap individu, orang lain dan masyarakat pada umumnya. Dasar filosofi etika siber menurut Hary Gunarto Ph.D. yang dituangkan dalam hukum Teknologi Informasi dan Siber dapat berdasarkan pada tiga nilai dasar kemanusiaan secara umum dan universal yang meliputi: hak solitude (hak untuk tidak diganggu atau diusik dalam kesendiriannya), privacy (hak untuk tidak dimonitor dan diawasi secara berlebihan), dan hak intimacy (hak untuk mempertahankan kenyamanan informasi individu yang terjaga kerahasiaannya).Selain dari itu, keamanan informasi, proteksi kekayaan intelektual hak cipta & penemuan yang berkaitan dengan penggandaan secara tidak sah dari film, lagu, perangkat lunak, buku, dokumen dan artikel perlu dijaga.[2] Beberapa tahun ini banyak negara telah memberlakukan peraturan dan undang-undang yang dikenal sebagai cyberLaw dan cybercrime treaty untuk memerangi dan meminimalkan dampak dari kejahatan semacam itu. Namun, pelaksanaan hukum ITE itu sendiri masih belum cukup tanpa adanya anjuran mengenai etika ber-internet yang terpercaya. Untuk maksud itu beberapa organisasi penyedia layanan konten digital (perusahaan media) telah menganjurkan, meng-promosikan dan menetapkan kebijakan - kebijakan tentang etika siber belakangan ini.[3] Berbeda dari etika komputer yang menekankan pada organisasi pemroses data dari pengguna, maka etika siber membahas lebih luas dari itu yaitu tentang pengguna, tentang organisasi pemilik data, tentang jaringan internet, dan tentang pemerintah yang menegakkan UU dan hukum ITE. Selain penegakan dari sisi UU tersebut, kita masih memerlukan saran-saran dan kampanye tentang etika yang baik dalam ber-internet untuk menjaga agar dunia maya akan aman, damai dan dalam keadaan yang penuh keharmonisan.


  1. Informasi bisa diakses 24 jam
  2. Biaya semakin murah dan bahkan gratis
  3. Kemudahan akses informasi dan melakukan transaksi
  4. Kemudahan membangun relasi
  5. Pengguna internet telah merambah ke segala penjuru

DUNIA MAYA
• Internet identik dengan cyberspace atau dunia maya.
Dysson (1994) mengemukakan bahwa cyberscape merupakan suatu ekosistem bioelektronik di semua tempat yang memiliki telepon, kabel coaxial, fiber optik atau elektomagnetik waves.
• Hal ini berarti bahwa tidak ada yang tahu pasti seberapa luas internet secara fisik.
KARAKTERISTIK DUNIA MAYA
Karakteristik dunia maya (Dysson: 1994) sebagai berikut:
• Beroperasi secara virtual / maya
• Dunia cyber selalu berubah dengan cepat
• Dunia maya tidak mengenal batas-batas territorial
• Orang-orang yang hidup dalam dunia maya tersebut dapat melaksanakan aktivitas tanpa harus menunjukkan identitasnya
• Informasi di dalamnya bersifat public